Senin, 07 Februari 2011

Sejarah Gerakan Pentakosta dan Karismatik Persekutuan Doa di Indonesia

Kamis, 11 Februari 2010


SEJARAH PENTAKOSTA SEDUNIA

A. Munculnya Bethel Temple Seattle Pantekosta di Amerika Serikat.


- 1910 Dalam Seattle, Amerika Serikat, yang diciptakan kali ini jemaat "Pinkstergemeente Pentecostal Mission".

- 1920 William Henry Offiler, yang berasal dari Bala Keselamatan, adalah pendeta.   Offiler menerima wahyu tentang gereja pada akhirnya, pada Mempelai Kristus dan Tritunggal Tuhan.

-  Kotamadya membeli gedung baru "Bethel Pentecostal Temple.

-  Orang Inggris William Henry Offiler berhijrah pada awal tahun 1890 ke Kanada, dari mana dia pindah ke Spokane di Washington State.    Di sini, di Spokane, ia datang di dihubungi oleh Salvation Army dan memberikan hati dan hidup sepenuhnya  kepada TUHAN YESUS.   Hier saudara menemui istri pertamanya Offiler menggusarkan Dia juga berafiliasi dengan Bala Keselamatan dan bermain organ di luar pertemuan tangga.   Pendek kepada saudaranya Offiler konversi besar menerima Baptisan Roh Kudus, dan  merasa bahwa Tuhan telah panggilan hidupnya untuk sepenuhnya menempatkan operasi secara rinci.  Setelah beberapa saat, setelah menjabat  sebagai pendeta di sebuah kota kecil di Spokane, keluarganya pindah ke Glacier National Park Montana di mana ia menjadi tukang ledeng.


     Pada musim panas tahun 1914 Tuhan memanggilnya untuk meletakkan alat-alatnya dan pindah ke Seattle, sejak ia bergabung dengan Pine Street Pentecostal Mission.   Setelah dua bergerak, sebagai gereja pendek bersama-sama, mereka pindah ke gedung direnovasi pada musim gugur 1920.   Mereka menyebutnya Bethel Temple bangunan.  Dari studi intensif yang diterima saudara Alkitab Offiler visi yang jelas dan wahyu bagi gereja akhir jaman. Dia adalah kebangkitan yang benar pengalaman dan merupakan berkat bagi banyak orang.  Dia mengilhami banyak untuk kehidupan mereka tanpa syarat dalam pelayanan Tuhan untuk menjadi.   Dan kelompok terakhir ini telah berubah benua bagi Kristus. Tuhan memberikan saudara Offiler ayat tentang Mempelai Wanita Tuhan, Tuhan Kepribadian dan fokus dalam nama (s) dari Tuhan.

Bethel Gereja Pantekosta New Guinea

Sekolah Alkitab surabaya 1941 (duduk dari kiri ke kanan)
Jean & Joe McKnight, F.G. van Gessel, Bruder Mamahit, Bill & Gladys Patterson dan Siswa

Rev F.G. dari Gessel dan istrinya

Rev J. Thiessen mendirikan Candi Bethel pertama di Bandung pada tahun 1923.
Rev Cornelis E. Groesbeek dengan istrinya dan putri Jennie dan Corie

Rev W.W. Patterson dan istrinya.

V.l.n.r. H. Horstman, FGvan Gessel, F.van Abcoude, menghancurkan, C.van Klaveren, Weenink-van Loon, D.van Clubs.

Transfer F.G. van Gessel untuk C.J. Totaijs
Rev C.J.H. Thijs

Pendiri
Temple Bethel Pentecostal Fellowship
Rev C.J. Totaijs dan istrinya

Pendiri
Bethel Gereja Pantekosta
Rev W.F. Offiler,
dengan
Rev F.G. Van Gessel dan istrinya.


B. penciptaan Bethel Gerakan Pantekosta di bekas Hindia Belanda (Indonesia).


Dari tahun 1921 Pantekosta Bethel Temple di Seattle pada tahun 1921 misionaris pertama ke Indonesia. Ini Groesbeek dan Van Klaveren keluarga Belanda. On January 4, 1921 meninggalkan mantan perwira Bala Keselamatan, Dick Richard dan Christine Van Klaveren, dan E. Cornelius Groesbeek dan anak perempuan mereka dengan istrinya Jennie (12) dan Corie (6), dengan perahu di laut Suamaru di Yokohama, Osaka.
Mereka membuat berhenti di Cina, Hong Kong, Bangkok dan pergi dari situ ke pulau Jawa di Indonesia.

On February 23, mereka tiba di Batavia (Jakarta) di Jawa. Dari mereka pergi ke Mojokerto Jakarta, Surabaya, Banyuwangi dan melalui diangkat di kapal dengan ternak babi, mereka datang di Singaraja, Bali, pada Maret 1921. Mereka menetap di Denpasar yang rusak dan bobrok, mantan "kopra" (bangunan penyimpanan tentara) dengan lantai batu dan atap empulur.
Bangunan hanya terdiri dari wilayah persegi panjang. Partisi yang dibuat dengan 3 tempat tidur. Satu dari Dick dan Christine Van Klaveren, Cornelis Groesbeek dan satu untuk istrinya dan satu lagi untuk Jennie dan Corrie. Sisanya berfungsi sebagai ruang tamu, ruang makan, dapur dan kamar mandi.
Di depan rumah memiliki pagar dengan selokan kecil di sepanjang jalan. Selama selokan jembatan kecil ke rumah. Dan taman di depan bangunan kuil Hindu!

Meskipun banyak kesulitan, mereka mulai dari rumah ke rumah bibit Kendali Injil untuk menyebar. Mereka melaju ke desa-desa, di mana mereka berbicara dengan penduduk dan menanyakan apakah ada sakit. Itu sakit dengan doa dan Tuhan menyembuhkan mereka. Ini adalah pertama kalinya dalam cara ini Tuhan bekerja melalui mereka. Protestan setempat belum pernah mendengar penyembuhan dengan cara ini, tak satu pun dari pembaptisan melalui pencelupan, atau menerima Roh Kudus.

Banyak pasien ke rumah dengan borok di badan. Dengan lembar robek menjadi potongan-potongan untuk melayani sebagai sebuah link. Kemudian menjadi tahu bahwa dia menderita lepra, mereka semua disembuhkan. Ketika begitu banyak orang datang ke rumah penyembuhan dan penebusan, ini menimbulkan iritasi meningkat dengan penduduk setempat. Ini adalah rencana jahat para misionaris.

Orang Bali penduduk memberitahu siapa pun tentang rencana jahat mereka, tetapi mereka tidak bisa melaksanakan rumah untuk menyerang. Di lorong mereka melihat malaikat berdiri yaitu, Tuhan melindungi mereka.

Kerja misionaris itu reaksi kuat dari pemimpin pendeta Hindu.
Hal ini mendorong pemerintah Belanda, karena takut kerusuhan budaya, para misionaris yang tinggal dan bekerja di Bali larangan. Seringkali mereka mengirim agen-agen dari dinas rahasia untuk perkembangan gereja di monitor, karena hal itu dianggap oleh kaum Bolshevik (Komunis) yang akan terkait. Agen ini senang bahwa cara ini mereka bisa mendengarkan Injil.

Tapi akhirnya keluarga itu Van Klaveren masih dalam waktu 3 hari tersisa Bali. Setelah sekitar 21 bulan untuk berada di Bali, meninggalkan Van Klaveren sebelum Natal 1922 sampai Singapura. Dan keluarga dari Pdt. Kornelius E. Groesbeek pergi ke Surabaya, Batavia

Groesbeek Cornelis meminta Tuhan untuk nasihat tentang operasi mereka di Indonesia. Selama berjalan-jalan di Surabaya, ia dibawa ke sebuah rumah besar di beranda seorang wanita Belanda Sat Percakapan dengan wanita mengungkapkan bahwa ia sedang sakit. Dalam mengundang kehadiran teman-teman, malam itu wanita itu sembuh selama layanan doa oleh Groes Beeks di rumahnya.

Beberapa hari kemudian mengundang wanita Groes Beeks keluar untuk menemaninya ke anaknya FG van Gessel di Cepu, 200 km sebelah timur Surabaya tinggal.

Hasil dari pertemuan ini adalah bahwa Groes Beeks, di rumah FG van Gessel di Cepu, mulai mengadakan pertemuan mingguan untuk sekitar 10 orang. Sebelum akhir tahun jumlah telah tumbuh menjadi sekitar 40 orang. Masyarakat terutama terdiri dari Belanda dan berbahasa Belanda Indo.

Rev F.G. van Gessel

George Frederick van Gessel lahir di Blitar, Jawa Timur, pada Desember 9, 1892.

Di Surabaya berbicara Rev Groesbeek Ny. Wijnen dengan Mrs. Cornelius, yang telah menerima penyembuhan selama layanan.    Mrs. Wines menemani sepupunya ke Groes Beeks F.G. Van Gessel, yang tinggal 200 km sebelah timur kota Surabaya, di Cepu. Van Gessel berkenalan dengan Rev. Cornelius Groesbeek dan mengajarkan kepadanya lebih baik.

F.G. van Gessel mengundang Rev Groesbeek keluar selama dia ingin di rumahnya di Cepu untuk melanjutkan. Dalam periode ini menerima F.G. Gessel untuk meningkatkan pemahaman dan pendalaman dalam Injil. Pantekosta pesan diterima oleh-Nya dengan sukacita dan pada Januari 1923 datang kebaktian pertama di Deterdink Boulevard di Cepu, dengan kelompok sekitar 10 orang.

F.G. Van Gessel dan istrinya mengaku dosa mereka dan diterima sebagai Injil Sepenuh. Ia memenuhi panggilan Tuhan untuk melayani Dia, setelah visi Anak Domba Tuhan dan Yesus sebagai Mempelai Pria Surgawi, ketika ia membaca Wahyu 19:7 dan 21:9-10.

F.G. van Gessel meletakkan dibayar tinggi posisi (fl. 800, -) di Batavia Petroleum Company (Shell) ke bawah untuk sepenuhnya berbakti kepada Injil. Sebelum akhir tahun, sebenarnya jumlah pengunjung meningkat menjadi 50 orang. Masyarakat terutama terdiri dari Belanda dan berbahasa Belanda Indo.
Pentakosta kecil masyarakat di Cepu yang berat. Mereka mengejek dan difitnah. Diidentifikasi sebagai murtad dan menyesatkan. Pendeta Hoekendijk menekankan bahwa bahkan Kuat Community Pink Cepu, dan mukjizat yang terjadi, berasal dari Iblis!
Namun, oleh pekerjaan Tuhan yang luar biasa diperlukan waktu tiga bulan kemudian pada Maret 30, 1923 sebuah peristiwa besar bahwa salah satu tonggak pertama dalam sejarah Gereja Pantekosta di Indonesia akan. Benih Penuh Injil sejak Maret 1921 ditaburkan dengan air mata di Bali, mulai berbuah dengan air baptisan untuk pertama 13 orang ke Pasar Sore Square di Cepu. Baptisan ini dilakukan oleh Rev. Kornelius E. Groesbeek, yang dibantu oleh Rev. J. Thiessen, seorang misionaris dari Belanda. Di antara ini 13 itu F.G. dari Gessel dan istrinya, S.I.P. Lumoinding dan istrinya dan adiknya Frists Salem Lumoindong dan Agust Kops.
Antara tahun 1923-1928 dari gereja di Cepu tidak kurang dari 16 hamba Tuhan di mana pesan dari jemaat Pentakosta di Indonesia menyebar ke Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Maluku. Di antara mereka: Rev F.G. Van Gessel, Rev. S.I.P. Lumoindong, Vicentie, Frists Salem Lumoindong, Pdt W. Mamahit, Hessel nogi Runkat, Effraim Lesnussa, RO Mangindaan, Arie Elnadus Siwi.

Maret 19, 1923 diciptakan dengan "Jemaat Pantekosta di Vereeniging
Hindia Belanda ", berlokasi di Bandung, dengan driver:

Ketua: Rev D.H.W. Weenink, Van Loon
Sekretaris: Rev Paul
Bendahara: Rev G. Menetes

Di luar papan adalah kepemimpinan rohani jemaat:

Rev F. G. Van Gessel
Rev Weenink, Van Loon
Rev F. Dari Abkoude
Rev D. Van Klaveren dan istrinya
Rev H. Horstman
Rev M. A. Alt

On March 30, 1923, badan memperoleh Keputusan Gubernur Hindia Belanda dan sedang on June 4, 1924 di Cipanas, Jawa Barat, seperti diakui denominasi. Pemerintah Hindia Belanda Pantekosta catatan resmi disebut "Gereja Pantekosta di Hindia Belanda". Masyarakat berkembang dengan cepat ke Surabaya di Jawa Timur, Sumatera Utara, Minahasa, Maluku dan Irian Jaya.

Gereja Bethel Temple pada tahun 1924 mengirimkan sebuah tenda besar, yang dapat digunakan untuk ibadah. Rev Groesbeek berkhotbah dalam bahasa Belanda dan ada orang yang menerjemahkan. Ada banyak orang diselamatkan dan dipenuhi dengan Roh Kudus. Mereka juga mulai belajar bahasa Indonesia. Bali Tuhan menyediakan orang-orang dalam khotbah-khotbah dari Pdt. Groesbeck diterjemahkan. Jennie putrinya juga belajar setelah itu berbahasa Jawa.

Dari gereja kecil di Cepu sumber banyak kotamadya lain di bawah berbahasa Belanda bagian dari populasi dan dari Surabaya di bagian Indonesia.

Keluarga Groesbeek kembali ke rumah pada tahun 1926, kemudian untuk kembali ke pulau Jawa pada perjalanan kedua mereka pada bulan Agustus 1930 sampai Oktober 1938.

Rev F.G. Gessel di kota terlambat ke Cepu Rev. S.I.P. Lumoindong dan pergi ke Surabaya. Dia ingin memberikan studi Alkitab untuk pekerja muda. Banyak penginjil muda dari pesan Pantekosta pada tahun 1930 dibawa ke pulau-pulau lain, telah menghabiskan waktu di Alkitab Studies dari FG van Gessel.

Rev mulai tahun 1926. Nanlohy dengan banyak tantangan untuk pemberitaan Injil di Amahasa. Di Maluku pulau-pulau, mayoritas penduduk Kristen, tetapi kepercayaan ini sangat bercampur dengan agama-agama nenek moyang mereka. Na Rev Banyak orang lain Nanlohy Injil untuk membawa remote Maluku.

Untuk mulai Maret 1927 rev. Groeneveld, seorang pegawai pabean dari Balikpapan, Kalimantan Timur, seorang co. Dia rumah pertemuan. Perintis lain Kendali Injil di Kalimantan Selatan, adalah Rev Pattirajawane.

Rev Yonathan Itar adalah pelopor Injil sepenuh ke pulau Irian Jaya. Pelayanan-Nya begitu sukses saat ini terdapat lebih dari 350 gereja-gereja Pantekosta di Irian Jaya miliki. Ada juga Alkitab bagi orang-orang untuk menjadi hamba Tuhan.

Studi Tabernakel
1935 Setelah tiga hari Pacet puasa bersama di desa di pegunungan Jawa Timur, menerima Rev F.G. van Gessel, Yohanes 1:14 Tuhan. Di sini, dalam bahasa Belanda dengan kita bahwa Yesus "Hidup", tetapi Gessel membaca kalimat ini seperti tidak pernah sebelumnya: Yesus bersama kita "Bertabernakel".

Lebih wawasan ke dalam teks Yunani asli di bawah "skenoo dan latar belakang studi di tabernakel memberikan pemahaman yang lebih luas paragraf. Ia menerima janji Tuhan beberapa wahyu yang berlimpah.

Sejak saat itu mulai Rev F.G. Pengembangan Gessel tabernakel dari studi, ingin untuk memberikan pelayanan yang berfokus pada ajaran-ajaran tabernakel.
Perkembangan gereja dibutuhkan pelatihan yang baik. Oleh Rev W.W. Patterson pada Januari 1935 di JI. Embong Malang 63 Surabaya Barat, Jawa Timur, Belanda Indie Bybel Institut (NIBI) dibuka.
Dengan pecahnya Perang Dunia Kedua telah Rev W.W. Patterson kembali ke Amerika dan menjadi NIBI tertutup.

Tetapi Alkitab mengajar tumbuh oleh Gereja-Gereja Pantekosta. Pada tahun 1948 Rev datang. R.E. Edmondson dari Bethel Temple di Seattle di sekolah Alkitab di Lawang untuk membuka pada tahun 1949. Pada bulan September 1959 sekolah pindah ke Beji, Batu. Bangkitlah bahkan jika Alkitab 24 sekolah.
Dia dibantu oleh Rev. F.G. Gessel dan pelopor dari Bethel Temple Rev oa. H.N. Runkat, Rev W. Mamahit, yang berasal 15 sekolah Alkitab.
Gereja Pantekosta dan perpecahan
Pada tahun 1942 mengubah nama "The Pentakosta gereja di Hindia Belanda 'dalam Bahasa Indonesia untuk" Pent Kosta Gereja Di Indonesia "(atau GPdI).

Perkembangan gereja-gereja Pantekosta di Indonesia untuk melarikan diri bahkan perpecahan.
Ketidaksepakatan disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam belajar:

a. Baptisan dalam nama Yesus Kristus, yang meliputi Trinitas, doktrin datang dari Amerika dan diberikan oleh Rev F.G. van Gessel.

b. ketidakpuasan dengan organisasi. Hak perempuan untuk memainkan peranan penting dalam gereja, atau hubungan antara gereja lokal dan organisasi pusat, seperti milik gereja, prestise atau kelompok etnis.

Beberapa dari mereka akhirnya menarik diri dari GPdI dan membentuk organisasi baru, berikut adalah penting:

1931 "Pantekosta Misi" (Gereja Utusan Pantekosta) dan "Kota Tuhan" (Gereja Sidang Jemaat Tuhan).

1932 "Gerakan Pantekosta" (atau "Gereja Gerakan Pantekosta").

1936 Sidang Jemaat Tuhan "(atau" Sidang-sidang Jemaat Tuhan ").

1941 "Gereja Pantekosta Sumatera Utara" (atau "GPdI Sinaga").

1946 "Buzzing Ling Kau Hwee" (atau "Gereja Isa Almasih" setelah 1957).

1948 "GPdI Siburian"

Juga Rev 1950. H.L. Senduk tidak dapat menerima otoritas GPdI pusat dan mulai denominasi "Bethelkerk Kendali Injil" (atau "Gereja Bethel Indonesia").

Beberapa anggota meninggalkan GPdI 1951 dan memulai "Gereja Sidang Jemaat Penta Kosta"

1952 Pada tanggal 21 Januari terpisah 22 pendahulunya, dan menemukan Gereja Bethel Injil Sepenuh "atau" Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS).

Walaupun pecah terjadi, mereka tetap bersatu dalam nama Pentakosta.
Ada juga berhasil inisiatif untuk menghubungkan masyarakat dan pandangan lagi.

Hal ini dicapai dengan penciptaan "Penta Kosta Kerjasama Seluruh Gereja Kristen Indonesia (DKGKPSI) dan Aliansi Penta Kosta Indonesia (PPI). Pada September 10, 1979 membubarkan kedua organisasi untuk bergabung ke dalam" Dewan penta Kosta Indonesia "(DPI). Pada tahun 1998 organisasi berubah kerjasama PGPI apa semua saat ini gereja-gereja Pantekosta karismatik seperti GPdI, GBI, GPI, GBT, GPPS, GTI, GGP, GBIS, GIA, dll memiliki 57 sinode / organisasi bersatu.

Meskipun divisi bertahan GPdI tetap merupakan gereja Pentakosta terbesar dengan lebih dari 2 juta anggota, ini adalah 10% dari semua orang Kristen di Indonesia.

Bethel Gereja Pantekosta di Indonesia
Rev F.G. van Gessel adalah seorang pemimpin spiritual dan berlokasi di Surabaya Rev H.L. Senduk adalah ketua organisasi bagian dari Jakarta. Sementara itu mulai F.G. Gessel peningkatan penekanan pada tabernakel, wawasan dia telah bekerja pada subjek dari tabernakel mengajar.

Rev daun pada 1954. F.G. Kendali Gessel dari Injil Bethelkerk "dan berangkat ke New Guinea, di sini ia mendirikan Bethel Gereja Pantekosta. Gereja di Surabaya ia memberikan kepada anak-Rev. C.J. Totaijs, yang telah melayani dengan setia dalam menyebarkan ajaran-ajarannya di New Guinea.

Rev W.H. Offiler meninggal pada umur 81 on September 29, 1957.

On June 21, 1958 Rev mati. F.G. van Gessel, setelah bekerja keluar semua buku-buku Alkitab dalam terang Doktrin Kemah Suci.

Karya ini adalah referensi untuk memahami Alkitab. Hal ini penting, dapat diukur dari pertumbuhan di setiap tempat di mana hal itu diajarkan di kepulauan Indonesia yang luas.

Menurut keinginannya, dengan putra-Rev. C.J. Totaijs, kotamadya di. Kotamadya ini dipimpin oleh Rev Surabaya. Dalam Juwono.

Sepuluh hari sebelum kematiannya, warisan dari studi tabernakel, untuk Rev. C.J. Totaijs ditransfer.

C. Munculnya Bethel Gerakan Pantekosta di Belanda.

1952 C.J.H. Theijs telah dengan F.G. van Gessel bekerja di Indonesia, ia mulai tahun ini dengan rapat.

1956 C.J.H. Theijs memberikan majalah "The Full Injil" di mana ia menyebarkan ajaran tabernakel.

1960 Sekitar saat ini mencari para pemimpin masyarakat yang berbeda bersama-sama dan dipimpin oleh CJH Theijs mulai Bethel Pentecostal Temple Fellowship.

1961 C. Totaijs datang ke Belanda.

1963 C.J.H. Daun Theijs Amerika ke sana sebagai seorang guru di sekolah Bethel Temple di Seattle untuk bekerja. Kepemimpinan Bethel Temple dipindahkan ke WA Hornung. Ketika Hornung meninggal setelah beberapa bulan, tidak ada kepemimpinan dan ada banyak kebingungan.

C. Totaijs didirikan di Bethel Gereja Pantekosta di Belanda, hal ini terjadi secara independen dari Bethel Temple sejak organisasi di tanah Sat C. Totaijs bekerja atas nama mendiang ayahnya dalam tabernakel studi untuk mempelajari pengantin wanita.

1965 Kendali Injil BethelKerk (VEBK) didirikan di Belanda. Organisasi ketiga Belanda dipulangkan India

1966 C.J.H. Theijs kembali setelah tiga tahun kembali dari Amerika dan mengambil komando dari Kuil Betel kembali pada dirinya sendiri.

Buku tahun 1979 "Tabernakel Penelitian" diterbitkan dari naskah FG van Gessel.

1980 C.J.H. Dari Theijs menutup pelayanan-Nya pada usia 78 dan pindah ke Spanyol 3 tahun kemudian di mana ia mati.

1984 D. Masak dari Alphen a / d Rijn mengambil Kepresidenan ke Candi Bethel Pentecostal Fellowship netherlands

1998 C. Totaijs meninggal.

2006 B. Thiel mati. (Juga putra br. FG van Gessel, pendeta dari Gereja Bethel Pantekosta Tilburg) br. dari Thiel telah mendirikan beberapa gereja-gereja di selatan Nedeland.

2008 D. Masak dari Alphen a / d Rijn, sampai saat ini Presiden BPTFN Sampai hari ini, persekutuan ini adalah bagian dari Bethel Fellowship International USA (sebelumnya Bethel candi Seatle). The PentaKosta Gereja di Indonesia (Gereja Pantekosta di Indonesia) adalah organisasi dengan lebih dari 12.000 gereja.



Sumber : http://alkitab-pd.blogspot.com

Perpecahan Gereja Aliran Pantekosta

Seperti pepatah mengatakan Tak ada gading yang tak retak, demikianpun dengan perkembangan Gereja Pantekosta di Indonesia yang tidak luput dari perpecahan. Perpecahan ini disebabkan oleh:
a. Ketidaksamaan faham pelajaran. (Ajaran Yesus Only yang menganggap Nama Yesus meliputi tiga pribadi Trinitas, sehingga pembaptisan cukup kalau dilakukan dalam nama Yesus saja. Ajaran ini dibawa masuk dari Amerika Serikat oleh F.G van Gessel).
b. Ketidakpuasan terhadap organisasi. (Ada tidaknya hak seorang perempuan untuk memegang kedudukan kepemimpinan dalam gereja, hubungan antara jemaat setempat dengan organisasi pusat, misalnya dalam hal milik gereja, Prestise suku atau individual).
Beberapa diantara mereka akhirnya memisahkan diri dari organisasi GPdI dan membentuk organisasi yang baru. Beberapa diantaranya tercatat sebagai berikut:
- Th.1931. Zs.M.A Van Alt keluar dari ‘Pinkster Gemeente’ dan mendirikan Pinkster Zending (Gereja Utusan Pantekosta).
- Th. 1931. F. van Akoude keluar dan mendirikan Gemeente van God, kemudian hari dikenal dengan nama Gereja Sidang Jemaat Allah.
- Th 1932.Pdt.Thiesen keluar dari ‘Pinkster Gemeente’ dan mendirikan Pinkster Beweging yang kemudian dikenal dengan nama Gereja Gerakan Pantekosta.
- Th.1936. R.M.Devin dan R.Busby keluar dan membentuk “Sidang-sidang Jemaat Allah” (Assemblies of God).
- Th.1941.Pdt.D.Sinaga keluar dari ‘de Pinksterkerk in Nederlandch Indie’ dan mendirikan Gereja Pantekosta Sumatera Utara atau dikenal dengan nama GPdI Sinaga.
- Th.1946.Pdt.Tan Hok Tjwan keluar dari ‘de Pinksterkerk in Nederlandch Indie’ dan mendirikan Sing Ling Kau Hwee yang kemudian pada tahun 1957 menjadi Gereja Isa Almasih.
- Th.1948.Pdt. Renatusa Siburian dan saudaranya, Lukas Siburian keluar dan bergabung dengan Gereja Pantekosta Sumatera Utara yang juga dikenal dengan nama GPdI Siburian.
- Th.1950. Pdt.Ho Liong Seng (DR.H.L Senduk) mendirikan Gereja Bethel Indonesia.
- Pada tahun 1951 beberapa pendeta keluar dan mendirikan Gereja Sidang Jemaat Pentakosta.
- Th.1952, pada tanggal 21 Januari di Surabaya, 22 Pendeta Pantakosta memisahkan diri dan membentuk organisasi gereja baru yaitu Gereja Bethel Injil Sepenuh. Rev.Van Gessel sebagai pemimpin rohani berkedudukan di Surabaya dan Pdt.H.L.Senduk sebagai pemimpin organisasi (Ketua Badan Penghubung) berkedudukan di Jakarta.
- Pada tahun 1957 GBIS pecah dan Pdt.G.Sutupo dan Ing.Yuwono mendirikanGereja Bethel Tabernakel (Pada tahun 1970 Gereja Bethel Tarbernakel pecah dan Ing. Yuwono mendirikan Gereja Pentakosta Tarbernakel). Pada tahun 1960 GBIS pecah lagi dan Pdt.A.Parera mendirikan Gereja Nazareth Pentakosta (GNP). Pada tahun 1969 GBIS pecah lagi dan Pdt.H.L.Senduk mendirikan Gereja Bethel Indonesia (GBI) dan Pdt. Jacob Nahuway mendirikan GBI Mawar Saron.
- Th.1959.Pdt.Ishak Lew keluar dan membentuk Gereja Pantekosta Pusat Surabaya.
- Th.1966.Pdt. Karel Sianturi dan Pdt.Sianipar keluar dan membentuk Gereja Pantekosta Indonesia Sumatera Utara yang juga dikenal dengan nama GPdI Sianturi.
- Th.1966. Pdt. Korompis keluar dan mendirikan Gereja Pentakosta Indonesia (GPI).

- Pada tahun 1967 para pemimpin gereja-gereja Pentakosta di Surabaya dan Timor keluar dan mendirikan Gereja Pentakosta Elim (GPE).
Meskipun perpecahan demi perpecahan terjadi, namun mereka tetap berafiliasi pada satu nama yaitu Pentakosta, sehingga timbul inisiatif untuk menyatukan kembali sikap dan pandangan gereja-gereja beraliran Pentakosta. Hal ini diwujudkan dengan berdirinya Dewan Kerjasama Gereja-gereja Kristen Pentakosta Seluruh Indonesia (DKGKPSI) dan Persekutuan Pentakosta Indonesia (PPI). Tetapi pada tanggal 10 September 1979, kedua organisasi tersebut membubarkan diri dan bergabung menjadi satu wadah dengan nama Dewan Pentakosta Indonesia (DPI).

- Pada tahun 1998 organisasi ini berubah menjadi PGPI yang merupakan wadah persekutuan gereja-gereja aliran pantekosta dan kharismatik, seperti: GPdI, GBI, GPI, GBT, GPPS, GTI, GGP, GBIS, GIA dll. Sejak berdirinya, kepengurusan PGPI selalu dipercayakan kepada GPdI. Pada Musyawarah Besar (Mubes) I DPI yang diadakan pada tahun 1984, terpilih sebagai Ketua Umum adalah Pdt. W.H. Bolang. Dan pada Mubes II DPI berhasil memilih Pdt. A.H. Mandey sebagai Ketua Umumnya. Dan Pada Mubes DPI III di Caringin, Bogor, terpilih sebagai Ketua Umumnya adalah Pdt. M.D. Wakkary. Hingga saat ini ada sekitar 58 Sinode/organisasi Gereja beraliran Pentakosta yang bergabung dalam PGPI

PENGAJARAN TABERNAKEL

PENGAJARAN TABERNAKEL

Pengajaran Tabernakel adalah doktrin Alkitabiah seutuhnya berdasarkan pola Kerajaan Sorga (Ibr. 8:5), yakni Pola Keselamatan dari Allah.  Melalui Pola yang Alkitabiah ini yang kemudian disebut  Pola Pengajaran Tabernakel, manusia secara tepat dan pasti dibimbing untuk menemukan dan menerima KESELAMATAN KEKAL dari Allah melalui satu-satunya JALAN yaitu TUHAN YESUS KRISTUS.


LATAR BELAKANG

Rahasia (Pengajaran) Tabernakel yang Alkitabiah ini diilhamkan Allah kepada hambaNya, Pdt. F. G. Van Gessel (Blitar 1893 – Abepura 1958) di suatu pagi yang tak terlupakan di Jawa Timur (1935), pada saat beliau membaca Injil Yohanes 1:14.   Urapan Roh Kudus begitu kuat menguasai beliau sehingga beliau membacanya tidak seperti biasanya namun demikian: 'Dan Firman telah menjadi daging dan bertabernakel (bhs. Yunani skenoo, artinya: mendirikan / tempat tinggal sementara) diantara kita..."

Sejak hari itu p engungkapan rahasia Tabernakel ini terus berlanjut bagi beliau yang khusus membaca, menekuni, menggali, dan menghayati kebenaran tsb, yang ada dalam kitab Keluaran; maka lebih banyak lagi rahasia Ilahi yang terkandung dalam Kemah Suci atau Tabernakel dibukakan. Dan tersusunlah seluruh Perjanjian Lama (39 kitab) dan seluruh Perjanjian Baru (27 kitab) dalam Pola Pengajaran Tabernakel yang ajaib ini.  Bahkan semakin jelas, gamblang dan sangat tepat menyatakan hubungan antara gereja Tuhan sebagai Tubuh Kristus yang Am dengan Kristus sebagai Kepala (Ef. 1:22, 23; 5:23, 32).


SASARAN AKHIR YANG TERARAH PASTI

Maka tujuan akhir dari Pengajaran Tabernakel ini adalah menyiapkan gereja sebagai Mempelai Wanita Anak Domba (Yoh. 3:29) yang dipersiapkan bagi Mempelai Pria Sorga yaitu Kristus, (2Kor.11:2, Why. 19:7-8)! Itulah yang sering disebut Kabar Mempelai dalam Terang Tabernakel yang dengan pasti membawa gereja melangkah menuju sasaran yang mulia: Perjamuan Kawin Anak Domba (Why. 19:7).

Pada tahun 1968. Pdt. In Yuwono (1927 1989), salah seorang murid dari Pdt. F. G. van Gessel, didukung oleh rekan rekan hamba Tuhan lainnya, telah mendirikan Lembaga Pendidikan Elkitab (LEMPIN-EL) di Surabaya; dan kemudian dilanjutkan oleh Pdt. Pong Dongalemba (1936 2002), sampai angkatan ke XXVI (2002).


      Dalam menghadapi pelayanan yang semakin kompleks, dipandang perlu untuk meningkatkan wawasan hamba – hamba Tuhan di dalam Kabar Mempelai, maka pada tahun 2004, Pdt. Paulus Budiono bersama rekan-rekan hamba Tuhan dalam dan luar negeri bersepakat meningkatkan status LEMPIN-EL menjadi suatu program Pendidikan Alkitab dengan tetap berlandaskan pada Kabar Mempelai dalam Terang Tabernakel, yaitu:
Sekolah Alkitab Pengajaran Tabernakel Kabar Mempelai Internasional ( SAPTA KMI ).



Jumat, 28 Januari 2011

Sejarah Kabar Mempelai

Pada suatu hari di tahun 1935 seorang hamba Tuhan berkebangsaan Belanda bernama F.G.Van Gessel membaca Alkitabnya. Beliau baru saja pulang dari Pacet, daerah pegunungan di Jawa Timur. Di sana beliau bergumul dalam doa puasa bersama hamba-hamba Tuhan lainnya selama tiga hari.
Ketika membaca Yohanes 1:14 beliau menerima wahyu Tuhan. Tidak seperti biasanya ayat itu dibaca sebagai: "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita". Beliau membacanya seperti yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kata "berdiam" diganti dengan kata "Tabernakel".   Jadi ayat itu menjadi "Firman itu menjadi daging dan bertabernakel di antara kita".
Pengertian tentang istilah asli Yunani "Skenoo" dan latar belakang pelajaran Tabernakel memberikan beliau pengertian yang lebih luas tentang ayat tersebut.   Hal ini membuat beliau berkeinginan untuk mengadakan pelayanan yang berpusat pada pengajaran Tabernakel.   Ini merupakan cetusan pelayanan yang kemudian dinamakan Kabar Mempelai Internasional.
Tak terbayangkan bahwa F.G.Van Gessel akan dipakai Tuhan untuk melahirkan suatu pelayanan dalam gereja di Indonesia yang kemudian hari berkembang mencapai negara-negara lain di dunia.
F.G.Van Gessel lahir di Blitar, Jawa Timur pada 9 Desember 1892. Memulaikan kehidupannya sebagai pekerja di perusahaan minyak yang dikelola pemerintah Belanda. Tetapi pada tahun 1923 beliau berhenti dari kedudukannya yang tinggi di perusahaan itu untuk memenuhi panggilan Tuhan dalam suatu penglihatan tentang Anak Domba Allah, Yesus sebagai Mempelai Pria Surga.    Ketika itu beliau membaca kitab        Wahyu 19:7 dan Wahyu 21:9-10.    Penglihatan itu diterima sebagai panggilan untuk melayani Tuhan.
Pelayanan 2 orang pengajar injil Amerika yang berasal dari Belanda, Cornelius Groesbeck dan Richard Van Klaveren, serta pengalaman istri beliau dalam baptisan Roh Kudus memegang peranan penting dalam pembaharuan kehidupan rohaninya.
Penglihatan beliau tentang Mempelai Pria Surga membangkitkan gairah yang besar terhadap Allah dan PengajaranNya.   Hal inilah yang mendorong beliau bersama sekelompok hamba-hamba Tuhan Indonesia pergi ke desa Pacet di pegunungan Jawa Timur di mana mereka berdoa dan berpuasa selama 3 hari berturut-turut.   Pengertian beliau tentang Yohanes 1:14 sesuah doa dan puasa di Pacet menjadi pusat Pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai.    Sejak itu beliau menerima pembukaan demi pembukaan rahasia Firman Allah.   Ayat itu dipegangnya sebagai janji Allah bahwa pengajaran-pengajaran yang beliau terima dari Tuhan akan makin melimpah dengan berjalannya waktu. 
       Tahun-tahun berikutnya Van Gessel berkobar-kobar dengan pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai ini.    Beliau mendirikan gereja dan sekolah Alkitab di Surabaya. Pengajaran ini menyebar cepat ke propinsi lain di Indonesia.    Di antara murid beliau di sekolah Alkitab terdapat seorang suku Jawa bernama In Juwono.     Di kemudian hari beliau menjadi hamba Tuhan yang terkenal dalam Kabar Mempelai Internasional di Indonesia.
Pdt. Van Gessel meninggal pada umur 66 tahun (21 Juni 1958) di Hollandia, Niew Guinea (sekarang dinamakan Jayapura, Papua).   Beliau meninggal setelah selesai menyusun semua buku dalam Alkitab menurut susunan dan pengajaran Tabernakel. Apa yang beliau kerjakan terbukti menjadi suatu karya yang penting karena telah menjadi rangka dasar dari penjelasan pada Alkitab.  Ini dapat dilihat dari pertumbuhan yang pesat di setiap tempat pengajaran itu diajarkan di kepulauan Indonesia yang luas ini.
Sepuluh hari sebelum meninggal Pdt.Van Gessel mewariskan pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai ini kepada menantu laki-lakinya, Pdt. Carl J. Totaijs yang dengan setia melayani bersama beliau dalam menyebarkan pengajaran ini di Niew Guinea. Tepat seperti dijanjikan Allah, pembukaan firman Allah yang beliau terima menyebar tidak hanya di Indonesia tapi juga di bagian lain di dunia. Bapak Totaijs terus menyebarkan pengajaran ini di Belanda yang menjadi pusat pelayanan internasional.  Tugas penyebaran kedua pengajaran tersebut di Indonesia dibebankan terutama kepada Pdt. In Juwono dan hamba-hamba Tuhan lainnya.
       Pada tahun 1969 Pdt. Totaijs dan Pdt. In Juwono bergabung dan bekerja sama dalam memajukan Kabar Mempelai. Pdt.Totaijs bersama istrinya, anak tertua Pdt. Van Gessel, ke Surabaya mengunjungi Pdt. In Juwono dan sidang jemaatnya.   Mereka memperbaharui ikatan persekutuan dan kerja sama dalam memproklamasikan pengajaran yang diterimanya dari guru mereka, Pdt.Van Gessel. Dengan dukungan beberapa hamba Tuhan di Indonesia dan Belanda pelayanan Kabar Mempelai terus disebarkan.    Sampai hari ini 15 dari 27 propinsi di Indonesia telah dijangkau pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai.    Dari Belanda berita ini telah mencapai beberapa negara di Eropa, Afrika, Amerika dan Asia.
Tahun 1982 merupakan salah satu tonggak sejarah pelayanan Kabar Mempelai. Untuk pertama kalinya pengajaran ini menyebar menyeberangi perbatasan Indonesia. Dari tempat asalnya di Jawa Timur menuju Manila, Filipina, tempat diadakannya kebangunan rohani besar-besaran. Kebaktian itu diadakan di Rizal Memorial Stadium dan menarik banyak hamba Tuhan dan anggota gereja dari daerah Metro Manila. Pada kebangunan rohani ini Kabar Mempelai diproklamasikan secara resmi dengan nama Kabar Mempelai Internasional.
Di bawah pimpinan Pdt. In Juwono, 425 anggota sidang di Surabaya pergi ke Manila. Mereka disambut hangat oleh pemimpin-pemimpin gereja dari Metro Manila. Peserta lainnya adalah para anggota sidang dari Holland serta Bimas Kristen Protestan dari 5 propinsi di Indonesia. Keikutsertaan secara resmi pemerintah Indonesia merupakan ungkapan pengakuan konkrit tentang pelayanan Kabar Mempelai bagi masyarakat Indonesia. Pengajaran yang kuat mengenai pernikahan misalnya, memulihkan banyak keluarga berantakan di Indonesia.
Kebangunan rohani BTI (Bride Tidings International) di Manila sangat berarti dalam beberapa hal. Kebangunan rohani ini mendapat dukungan tambahan dalam pelayanan ketika hamba Tuhan berkebangsaan Filipina bertindak sebagai penerjemah dalam kebangunan ini. Beliau dan istrinya mengalami pengalaman luar biasa ketika mempelajari pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai di bawah pimpinan Pdt. In Juwono sendiri di Surabaya. Beliau merupakan pilihan yang tepat untuk menerjemahkan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt. In Juwono selama kebangunan rohani di Manila. Hanya oleh keberanian dan hikmat dari Allah, Pdt. Nene Ramientos dapat menerjemahkan Firman Allah kepada orang-orang Manila di kebaktian itu, meskipun beliau hanya belajar bahasa Indonesia selama 3 bulan. Sejak itu Pdt. Nene Ramientos dan istrinya bertindak sebagai utusan pengabar injil BTI untuk dunia. Sebelumnya mereka bekerja sebagai utusan pengabar injil BTI di USA selama 7 tahun.
        Dalam pelayanan Kabar Mempelai Internasional ada tiga serangkai, yaitu: Pdt. Totaijs, Pdt. In Juwono dan Pdt. Nene Ramientos, masing-masing didampingi istrinya. Tetapi pada tanggal 12 Mei 1989, Pdt. In Juwono dipanggil Tuhan. Beliau berada pada puncak pelayanannya sebagai ketua BTI Indonesia dan dalam pelayanan internasional secara intensif. Tidak tampak adanya tanda-tanda sakit. Kecuali sekitar dua jam sebelumnya beliau merasakan sakit di bagian dalam. Saat itu juga beliau menyatakan kasihnya yang sangat mendalam kepada Tuhan.
Bagi keluarga BTI, Pdt. In Juwono bagaikan Rasul Paulus yang mengatakan "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah."
Buah-buah pekerjaan beliau antara lain Kebangunan Rohani Kabar Mempelai di Medan, Sumatera Utara tahun 1987 dan Konferensi BTI pertama di Surabaya pada tanggal 23-30 Oktober 1988 yang dihadiri oleh lebih dari 1000 gembala dan penginjil dari Indonesia dan 23 negara lainnya. Saat mempersiapkan konferensi BTI ke 2 yang dijadwalkan di Medan, Sumatera Utara pada bulan November 1989 beliau dipanggil Tuhan dengan damai.
Tanpa beliau sebagai pemimpin BTI Indonesia, persiapan-persiapan untuk BTIC (Bride Tidings International Conference) ke 2 hampir-hampir tidak dapat berjalan. Tampaknya iblis menunggu kesempatan. Dengan berpulangnya hamba Tuhan yang adalah ujung tombak BTI Indonesia itu masalah-masalah datang bagai air bah yang siap menelan semua persiapan BTIC itu.    Namun penglihatan yang diterima Pdt.Van Gessel tentang pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai tidak sia-sia.   Beliau juga melihat bahwa proklamasi dua pengajaran ini akan mencapai ujung dunia dan BTIC ke 2 merupakan mata rantai yang penting.
Setan menyerang dengan gencar tapi Allah mengangkat seorang hamba Tuhan dari Manado yang bernama Pdt. Pong Dongalemba. Beliau menggantikan kedudukan ketua BTI dan menjadi pembicara utama pengajaran Tabernakel di konferensi itu. Beliau diteguhkan dengan khotbah Pdt. Paulus Jedidjah dari Ujung Pandang pada kebaktian petang hari di konferensi.
Tampaknya BTIC ke 2 menghadapi masalah-masalah berat.    Karena konferensi hamba-hamba Tuhan di Baguio, Filipina telah dijadwalkan tepatnya 10 hari sesudah Bapak In Juwono meninggal. Tidak perlu diragukan bahwa keluarga BTI sangat kehilangan pemimpin mereka, tetapi tidak ada waktu untuk menoleh ke belakang. Iman mereka teguh kepada Tuhan yang menganugerahkan pembukaan pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai pada Pdt. Van Gessel yang kemudian diteruskan oleh Pdt. In Juwono tanpa kenal lelah sampai akhir hidupnya.
Ibu Annie, pendamping setia Pdt. In Juwono, sekalipun masih diliputi rasa duka bergabung dengan keluarga BTI mengikuti konferensi di Baguio.    Bersama Bapak Pdt. Carl J. Totaijs yang memimpin BTI Belanda serta Dr. Nene Ramientos dan istri sebagai utusan BTI di Amerika, tim BTI Indonesia ke Baguio City untuk memenuhi misi memberitakan Kabar Mempelai kepada lebih dari 400 hamba-hamba Tuhan dan penginjil dari gereja penginjilan Methodist Filipina yang datang dari seluruh negara itu.   Ini peristiwa bersejarah sebab merupakan pertama kalinya hamba-hamba Tuhan Methodist di Filipina mendengarkan pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai. Firman Allah disampaikan oleh hamba Tuhan yang ditetapkan yaitu Bapak Pdt. Totaijs, Rev. Dr. Nene Ramientos, Bapak Pdt. Pong Dongalemba dan Bapak Pdt. Paulus Jedidjah.
Panitia lokal konferensi Baguio memandang peristiwa ini sebagai hari yang menyenangkan dalam kalender mereka. Pertama kali dalam sejarah gereja mereka di mana grup asing seperti BTI mengambil alih seluruh pemberitaan Firman Tuhan pada konferensi nasional yang diadakan 4 tahun sekali.
BTIC ke 2 berjalan sesuai jadwal yaitu tanggal 7 - 17 November 1989 di Surabaya, bukan di Medan. Pimpinan BTI memandang pemindahan tempat penyelenggaraan BTIC ke 2 ini sebagai peringatan positif dari Allah.   Sepertinya Allah menghendaki Surabaya sebagai tempat permanen bagi penyelenggaraan BTIC. Tempat pelayanan 2 hamba Tuhan yang dipilih Allah yaitu Pdt.Van Gessel dan Pdt.In Juwono.   Hal ini diteguhkan oleh Bapak Totaijs sebagai pembicara utama Kabar Mempelai di kebaktian penutupan.   Surabaya merupakan tempat permanen penyelenggaraan BTIC.
Sementara itu BTI Indonesia giat mengembangkan pengabaran Mempelai di bagian timur, BTI Belanda di belahan barat.    Dari Amsterdam dan Den Haag, Bapak Totaijs memimpin tim BTI ke negara-negara Afrika, Amerika Selatan dan India.    Mereka menyelenggarakan seminar dengan para gembala dan penginjil.    Salah satu hasilnya adalah sebuah Sekolah Alkitab di India.   Beberapa hamba Tuhan di Belanda juga menyelenggarakan kebaktian di negara-negara Eropa lainnya.
Pelayanan-pelayanan keluar itu menyebabkan terwujudnya kongres di kota Noordwijkerhout, 30 Km dari Amsterdam.   Kongres yang didukung BTI Belanda ini dihadiri oleh hamba-hamba Tuhan dari beberapa negara.
Setelah kongres ini pelayanan-pelayanan lainnya semakin berlanjut.   Tiga tahun sebelumnya, 200 hamba-hamba Tuhan mendengar pengajaran Mempelai di gereja BTI di Amsterdam.    Mereka merupakan sebagian dari 4000 peserta konferensi internasional para penginjil keliling yang diadakan di kota itu.    Mereka juga sangat terkesan dan mendapat berkat dari kesaksian Dr. Nene Ramientos yang pelayanannya telah diperkaya dengan pengajaran Mempelai setelah 30 tahun dalam pelayanan lain.   Dr. Nene Ramientos mengundang beberapa peserta konferensi itu untuk datang ke gereja Bapak Pdt. Totaijs.   Beberapa dari mereka merupakan teman-teman beliau yang mengenalnya sebagai pemimpin gereja di Filipina yang mempunyai banyak hubungan dengan negara-negara di dunia.   Selain dari pelayanan beliau di Amerika dan di Filipina, beliau ikut serta seminar-seminar BTI yang dipimpin oleh Bapak Totaijs dan Bapak Dongalemba masing-masing dengan istri mereka ke beberapa negara di dunia. Bapak Ramientos dan istri juga mendapat undangan untuk mengunjungi Israel, Eropa dan Rusia.
Di dalam wadah BTI Indonesia terdapat seorang hamba Tuhan yang telah banyak pengalaman dalam pelayanan Kabar Mempelai, beliau adalah Bapak Pdt. Pong Dongalemba yang menjadi gembala dua sidang jemaat yang menjadi pusat pelayanan BTI Indonesia.   Beliau merupakan anak didik dari Bapak Pdt. In Juwono.
Beliau berketetapan meneruskan mandat dari Tuhan ketika membaca Matius 24:27  "Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat demikian pulahlah kelak kedatangan Anak Manusia".  Beliau melihat ayat ini sebagai perintah Allah untuk mengabarkan berita kedatangan Yesus yang kedua kalinya, Mulai Dari Timur yaitu Indonesia dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Filipina yang beliau harapkan dapat bersekutu dalam pelayanan menuju ke barat sampai ke Yerusalem.
Urutan perjalanan ini merupakan rangkaian akhir perintah agung Allah untuk memberitakan Injil sampai ke seluruh dunia.   Mulai dari Yerusalem.   Sekarang tiba saatnya putaran itu kembali ke Yerusalem.   Sekalipun sampai detik ini bangsa Yahudi masih menjadi seteru Injil, mereka yang sedang menunggu Mesias akan menerima pengajaran Mempelai berita pembangunan Tubuh Kristus.
Sejarah pengajaran Kabar Mempelai masih dalam perjalanannya bergerak menuju ke seluruh penjuru dunia. Pelayanan Kabar Mempelai ini menyingkapkan Mempelai Laki-Laki dan Mempelai PerempuanNya yang diwahyukan kepada hambaNya, F.G.Van Gessel lebih dari 60 tahun yang lalu.